Braderhud, yaa istilah yang benar si sebenarnya adalah Brotherhood. Menurut kamus bahasa inggris, secara bahasa brotherhood memiliki arti yaitu persaudaraan. Pada artikel ini sengaja diubah penulisannya dari brotherhood menjadi braderhud, mengapa? Tentu, agar terdengar lebih santai dan rileks, serta lebih memasyarakat, sesuai dengan bahasan kita kali ini..hehehe 😛
Jika kita bicara soal braderhud dalam konteks sebuah komunitas umum, atau sebuah perkumpulan umum, braderhud dapat diartikan sebagai sebuah proses pengenalan antara satu dengan yang lain, dengan asas kekeluargaan dan tanpa membeda-beda kan. Dengan artian, dalam sebuah komunitas umum memang dibutuhkan sebuah “ikatan batin” guna untuk menjaga stabilitas komunitas tersebut, nah dalam kondisi seperti itulah maka dibutuhkan braderhud itu tadi. Nah tapi.., walaupun braderhud dalam sebuah komunitas umum menjanjikan hubungan yang erat seperti keluarga, tapi braderhud seperti ini juga pasti ada batas-batasnya dong, kenapa? Tentu, karena sebagai manusia kita diciptakan sebagai makhluk sosial, aktivitas kita tidak hanya soal komunitas kita saja, tapi masih banyak lagi hal lain yang mungkin jauh lebih penting.
Braderhud = Tolong-menolong, it’s look epic! Sure, if we doing it on the right place.. Sebuah pemahaman yang simpel kan? Braderhud memang tidak salah jika diartikan sebagai sebuah kegiatan tolong menolong. Komunitas umum menciptakan sebuah kata “braderhud” didalamnya tentu dengan satu tujuan kan? Dengan braderhud kita bersama komunitas kita jadi “punya lahan” untuk melakukan suatu hal yang positif, berguna dan bermanfaat.
Nah, sekarang bagaimana dengan braderhud dalam konteks komunitas bikers?
Komunitas bikers, memiliki arti sebagai sekumpulan dua orang atau lebih yang memiliki ketertarikan yang sama di dunia bikers atau sepeda motor. Bicara tentang braderhud dalam komunitas bikers, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan braderhud dalam komunitas-komunitas non bikers lainnya, intinya tetap sama, rasa persaudaraan dan tolong-menolong.
Rasa persaudaraan dan tolong-menolong selama dalam ruang lingkup yang positif, tentu penulis secara pribadi sangat appreciate sekali. Beda cerita ketika braderhud ini mulai keluar dari batas normal, dan inilah yang seringkali terjadi pada sebagian komunitas bikers. Braderhud selama masih dalam batas normal adalah baik sekali, tapi kalo sudah keluar dari batas normal adalah memprihatinkan sekali. Lalu, keluar dari batas normal itu seperti apa sih gan? Nah, biar lebih jelas, penulis akan membaginya dalam beberapa poin sebagai berikut :
1.  Mulai munculnya rasa Superior
Kondisi seperti ini biasanya muncul disaat sebuah individu mulai bergabung dengan sebuah komunitas bikers, dan baru mengenal istilah braderhud. Anggapan yang salah memang, tapi sepertinya perasaan seperti ini pasti muncul menjadi latar belakang mengapa memutuskan untuk bergabung dengan komunitas bikers. Merasa bahwa dirinya telah membawa nama almamater komunitasnya, rasa bangga yang muncul berlebihan, akhirnya gaya riding mulai cenderung ugal-ugalan dan seakan-akan menunjukkan “ini lho saya, anak komunitas xxx”.
2.  Komunitas sebagai “sekolah” tidak mendidik secara benar “murid-murid” -nya
Didasari oleh rasa bangga yang berlebihan, serta rasa “ketidakberdayaan” seorang anggota baru untuk berani bicara tentang mana yang benar dan mana yang salah, akhirnya membuat orang tersebut tenggelam dalam rasa braderhud komunitas tersebut. Awalnya orang tersebut memang sadar, tapi dikarenakan dari “sekolah” nya saja sudah salah, akhirnya lambat laun orang tersebut menjadi terbiasa, dan lupa diri.
3. Â Munculnya perasaan satu jiwa satu rasa yang berlebihan
 Pemahaman seperti ini tentu tidak masalah jika memang ditujukan untuk hal positif, tidak mengenal perbedaan, dan secara wajar. Tetapi justru menjadi masalah besar jika prinsip tersebut memiliki artian cenderung negatif, dengan kata lain munculnya rasa susah senang bareng-bareng, tanggungan satu adalah tanggungan semuanya, salah satu salah semuanya, dan lain-lain yang diterapkan dalam suatu kesalahan. Walaupun dari segi individu sebenarnya sadar kalo itu salah, tetapi karena adanya “paksaan” dari prinsip itu tadi, serta “ancaman” dari rasa braderhud akhirnya si individu memberanikan diri untuk mendukung kesalahan tersebut.
Contoh lainnya adalah, Ketika salah satu anggota komunitas memiliki masalah, maka anggota satu komunitas lainnya akan membela habis-habisan, tanpa harus mengetahui (atau tidak mau tahu) apakah anggota yang bermasalah itu tadi benar-benar salah atau tidak, atau layak tidaknya masalah tersebut untuk dibela secara organisasi. Membela sih boleh, asal dilakukan secara elegan dan bermartabat, serta mau mengakui jika memang benar adanya anggota tersebut adalah salah, bukan malah langsung main caci maki dan main otot tanpa mengetahui seluk beluk permasalahan, dan hanya berlandaskan rasa braderhut itu tadi.
4.  Munculnya sifat paksaan dan lunturnya rasa ikhlas
Suatu hari, komunitas XXX mengadakan acara bakti sosial, dan mengharapkan seluruh anggotanya untuk turut berpartisipasi. Si A adalah salah satu anggota komunitas XXX tersebut, dan bertepatan pada hari-H pelaksanaan bakti sosial si A tidak bisa ikut dikarenakan ada keperluan keluarga yang mendesak. Anggota komunitas lainnya tetap memaksa dengan dalih kehadiran si A akan sangat membantu secara moril dan materil. Tapi si A benar-benar minta maaf untuk tidak bisa hadir dikarenakankeperluan keluarga benar-benar mendesak. Lalu ada anggota lain menyeletuk “Ah, gak braderhud lu, Bro!” , “Ah, gak asik lu”. Dan akibatnya keesokan harinya si A dikucilkan oleh anggota lain dan menjadi bahan omongan.
Contoh lain, saat seseorang anggota komunitas melakukan perjalanan jauh untuk tujuan kerja atau keluarga misalnya, dan melewati suatu wilayah namun tidak berhenti untuk mampir pada komunitas setempat, atau sebaliknya sebagai daerah yang didatangi kok tidak menjemput atau menjamu tamu yang datang, yang bersangkutan langsung dikucilkan dan menjadi bahan sindiran.
Berkaca dari 2 cerita singkat diatas, cukup menggambarkan bagaimana contoh lunturnya sifat keikhlasan yang dikalahkan oleh braderhud. Bahkan keperluan komunitas seakan-akan diharuskan berada diatas kepentingan pribadi. Memang sanksi atau efek yang ditimbulkan tidak seberapa, tetapi hal seperti ini tentu sangat menyiksa secara mental, secara kita sudah terlanjur bangga dengan komunitas tersebut.
5. Komunitasku = Agamaku
Pemahaman ini merupakan pemahaman salah dari rasa braderhud yang sudah sangat berlebihan, atau menyentuh kronis. Pada tahap seperti ini seorang biker tidak lagi mempedulikan urusan lain kecuali urusan komunitas mereka. Agamaku? ya komunitasku. My home is My rules. Yang ada dalam fikiran mereka adalah kumpul-kumpul terus, turing terus, bicara soal motor atau komunitas secara terus menerus. Bagaimana dengan keluarga? pekerjaan? atau tanggung jawab terhadap anak istri? Entahlah.
**********************************************************
Dari wacana diatas telah memberikan contoh rasa braderhud kebablasan, atau rasa persaudaraan yang kelewat batas wajar. Namun, beberapa hal negatif diatas tentu juga ada solusinya, tentu dengan tujuan agar Anda semakin jeli untuk menempatkan diri dalam sebuah komunitas.
- Dalam hal apapun, dalam komunitas manapun, mutlak hukumnya keluarga tetap jadi nomor 1, lalu diikuti dengan agama, pekerjaan, pertemanan atau relasi kerja, baru terakhir komunitas atau hobby.
- Membiasakan diri untuk melakukan hal yang berguna dan bermanfaat dalam sebuah komunitas
- Membiasakan diri untuk tidak arogan dalam menyelesaikan masalah
- Jangan takut berteriak, jika Anda memang dalam posisi benar
- Sebisa mungkin, sesuaikan hobby atau pekerjaan Anda dengan komunitas yang Anda ikuti agar sama-sama memberikan manfaat yang positif
- Teruslah belajar, karena bikers dan komunitas yang cerdas akan lebih dihargai oleh masyarakat daripada bikers atau komunitas yang arogan
- Bicara apapun soal braderhud, yang penting adalah aplikasi nyata nya di masyarakat, selama prinsip braderhud direspon baik oleh masyarakat, brarti prinsip itu adalah benar.
Mungkin sekian dulu yang dapat penulis share. Artikel seperti ini mungkin sebelumnya telah banyak bermunculan, tapi pada kesempatan kali ini penulis hanya ingin mengutarakan dari sudut pandang penulis sendiri. Masukan dan kritikan tetap penulis harapkan.
Cheers! 😀