Yap, bagi kalangan pecinta Adventure motorsport pasti sudah bisa membayangkan tentang gaya stand up riding atau berdiri diatas footsep saat mengendarai motor.. Biasanya gaya ini lazim digunakan oleh mereka yang mengendarai motor di medan yg ekstrem, medan lumpur atau tanah contohnya.
(rujukan gambar : cycleworld.com)
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, seberapa perlukah gaya stand up riding ini diterapkan dalam berkendara?
Pertanyaan diatas penulis akan coba menjawab dengan menggolongkan dalam beberapa faktor :
1. Kondisi Jalan atau medan jalan
Kondisi jalan menjadi alasan utama mengapa kita wajib menerapkan teknik berkendara ini. Kondisi jalan yg dimaksud adalah kondisi berupa tanah, pasir, kerikil, lumpur tipis, sampai medan bergelombang ekstrem. Mengapa? karena dengan berdiri diatas footstep motor saat melintasi jalanan demikian akan mengubah titik pusat gravitasi motor atau yg lazim center of gravity motor berada pada posisi yang seimbang antara roda depan dan belakang. Karena pusat gravitasi motor yang seimbang, maka resiko untuk tergelincir pada salah satu roda akan semakin minim. Selain itu dengan teknik ini, kita juga akan mendapatkan jarak pandang yang lebih luas mengenai medan yang akan kita lalui, sehingga kita memiliki waktu berpikir yg lebih panjang dalam pengambilan keputusan untuk memilih jalur.. Teknik ini jg berfungsi untuk dapat melintasi jalanan berpasir, atau berkerikil dgn kecepatan lebih tinggi dr rata-rata, namun kita harus memberikan sedikit tambahan traksi pada roda depan agar dapat mencengkeram jalanan lebih kuat, caranya simpel, cukup dengan mencondongkan badan sedikit ke depan, posisi tangan bertumpu atau sedikit menekan setang, bagi motor yg memiliki tangki atau motor “cowok” posisi kaki bs sedikit menjepit tangki tersebut.
(rujukan gambar : filmjunk.com)
2. Jenis Ban dan Motor yang digunakan
Tidak semua motor menunjang untuk menerapkan teknik riding ini, salah satu syarat mutlak dalam penerapan teknik stand up riding pada motor anda adalah ban. Yup, ban dalam hal ini adalah jenis ban yang memiliki profil lebar, syukur kalau ban yg dimiliki berprofil khas ban pacul dan permukaan yang menyentuh jalanan adalah lebar. Apabila motor anda memiliki permukaan ban yang sempit, maka resiko tergelincir akan tetap terjadi, mengingan keseimbangan beban antara roda depan dan belakang terpenuhi, tapi tidak dgn keseimbangan kanan dan kiri.
Kebanyakan pabrikan motor telah memberikan desain ban yang “cukup” pada motor produksinya, ukuran sedemikian rupa didesain agar selalu aman untuk melintas di segala medan. Termasuk juga aman untuk menerapkan teknik stand up riding ini.. Sungguh sayang jika fitur fungsional dan safe seperti itu dikorbankan hanya untuk kepentingan GAYA saja..
Untuk jenis motor, yang paling menunjang gaya riding ini adalah motor “cowok” atau motor batangan, mengapa? dikarenakan motor cowok memiliki desain tangki yang berada di depan, sehingga menjadikan posisi kaki pengendara saat stand up riding menjadi ada “pegangan”, sehingga kestabilan akan lebih terjaga. Lalu bagaimana dgn motor bebek? atau Matic? Tentu saja bisa, namun tidak akan se-stabil motor cowok.
Secara umum, teknik riding seperti ini akan efektif jika diimbangi dengan kesadaran safety oleh sang pengendara, kesadaran dalam artian tahu dan sadar akan batas kecepatan saat melewati jalanna yang “tidak wajar”. Safety still number one, right? 😀
Yup, sekian yang penulis bs share untuk rekan2 sekalian.
Semoga ada banyak masukan tentang teknik berkendara ini, sehingga penulis bs melengkapi dan membenahi artikel ini untuk kedepannya..
tararengkyuu! 😀
selain itu jug kenyamanan, getaran yg ditimbulkan kala melibat jalan off road bikin kepalang pusing klo duduk, karena getaran nyalur ke tubuh..
nice infonya.
Betul.. 🙂
Meminimalisir kerja keras shock absorber juga..hehe 😛
kalo gw bukan pusing, tapi pinggang yang kena pengaruh, jadi sakit..
hehehe.. bener om…
Stand up riding juga membuat aliran darah yang semula tersendat karena duduk diatas jok dalam waktu yg lama, menjadi lancar kembali saat posisi berdiri.. itulah sebabnya respon tubuh saat awal stand up riding selalu terasa lega..
motor cewek prawan po rondo nek ngadek suwi2 ga enak, pegell
Paas melibas jalan.jelek
biasanya gaya ini dilakukan rider yang ingin pamer gaya adventure di depan kawan-kawannya
padahal jalan mulus dan gak ada pasir
Bukan pamer bro..
tp memang diperlukan untuk meminimalisir resiko jatuh..
Mantabs…… Saya sering gunakan style ini ketika jalan ga rata, terbukti.cukupmembantu handlinh n kenyawanan cos perut seperti tidak terguncang
laik dies yooo! 😀
nice artikel, baca judulnya kirain gk boleh stand up, coz kalo jln jauh pasti ane lakuin ini bbrp kali biar otot gk kaku, ato kalo jalanan berbatu yg perlu belok2.. nice share..
sip masbroo… hehehe.. makasiih 😀
cocok untuk melibas jalanan kribo indonesia,…
gimana kalo pas stand up riding ngerem dadakan, apa bisa kegelincir? kan bahaya juga tuh
Ketika stand up riding dilakukan, tentu kita jg sadar akan batas kecepatan kita dong? jd kemungkinan untuk mengerem mendadak adalah kecil sekali..
stand up riding kan tidak untuk dilakukan sambil jalan ngebut..CMIIW
😆 jadi inget kalo riding sendirian, jalan serusak apapun pasti stand up 😆
pas di polisi tidur enyak juga.. 🙂
Iya, lumayan enak, pantat jd g berguncang..wkwkwkwk
perlu bangets, ketika melewati jalan yang berbatu &terjal…
mantap! ane setuju 🙂
saya sering pakai jurus itu kalo terpaksa hajar lubang. daripada menghindar tiba2 yg beresiko jatuh..
setuju mas.. 🙂
nais infoh,,,,
Biar gak kasihan pantatnya
Kunjungan perdana